Taman Berguna

Keluarga di Indonesia umumnya memiliki pekarangan di rumahnya, meski kadangkala terbatas ukurannya. Pertumbuhan penduduk, meningkatnya kebutuhan akan pemukiman dan terbatasnya lahan yang tersedia, mengakibatkan luasan hunian semakin mengecil dengan tingkat harga yang makin mahal. Tak mengherankan jika pekarangan rumah pun semakin mengecil ukurannya. Padahal taman merupakan ruang terbuka hijau yang berperan penting dalam menjaga kualitas hidup manusia. Hal inilah antara lain yang mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) pada 1 Oktober 2012 lalu, agar pemerintah di seluruh dunia berupaya mewujudkan pemukiman yang berkualitas, terjangkau dan juga mendukung keberlanjutan (sustainable) hidup penghuninya.

Pekarangan terbatas dengan tumbuhan hijau ternyata tidak hanya sedap dipandang tapi juga dapat memberi manfaat besar bagi rumah tangga. Sejak dahulu, beragam tanaman buah, sayuran, bumbu dan obat biasa ditanam di pekarangan rumah agar bisa dipetik dan dimanfaatkan sewaktu-waktu. Sedikitnya ada 34 jenis tumbuhan bisa ditanam pada lahan atau media tanam yang sempit. Dengan teknik bercocok-tanam dan kualitas bibit telah berkembang semakin maju maka kendala lahan bisa diatasi. Tabulampot (tanam buah dalam pot), sistem polybag, hydroponic, vertikultur merupakan sebagian dari solusi yang bisa diterapkan pada tanaman di pekarangan yang sempit. Berkebun untuk kebutuhan sehari-hari ternyata juga memberi nilai lebih bagi penghuninya, antara lain: bahan pangan yang lebih segar (fresh), aman bagi kesehatan dan menghemat biaya belanja dapur. Bagi warga kota yang sangat sibuk kegiatan berkebun terbukti mampu mengurangi stress. Di negara-negara yang telah maju, bahkan tanaman buah, sayur, bumbu dan obat telah menjadi bagian dari desain bangunan yang terpadu dalam aspek: landscape, interior dan facade (muka) bangunan.

20% of Hosting for your Website at GoDaddy.com!

Post Comment